Ulasan Pasar

Data makro yang dirilis kemarin secara umum mendukung Dolar. Penjualan ritel AS bulan Januari naik 3.8% MoM vs. konsensus median 2.0%. Indikator yang sama, tanpa menyertakan penjualan mobil, naik 3.3% MoM vs. ekspektasi 0.8%. Data yang kuat ini menghentikan pemulihan EURUSD di 1.1396 kemarin.

Banyak rilis berita makro kemarin, dan reaksi pasar cukup ramai dan tak terduga. Pasar berfokus pada data yang sangat menarik perhatian, inflasi AS. IHK umum melonjak ke 7.5% pada Januari, melampaui konsensus median 7.3% dan mencapai rekor tertinggi 40 tahun. Indeks yang sama, tanpa menyertakan komponen yang sangat volatil (pangan dan energi), naik 6.0% YoY (vs. ekspektasi 5.9%) dan 0.6% MoM (vs. ekspektasi 0.5%). Untuk melengkapi gambaran, perlu diketahui bahwa jumlah klaim pengangguran awal ternyata lebih rendah dari ekspektasi (223k vs. 230k). Sebaliknya, surplus anggaran bulan Januari melampaui proyeksi median ($119 miliar vs. proyeksi $25 miliar). 

Volatilitas EURUSD telah berkurang signifikan. Setelah rapat terakhir Fed dan Bank Sentral Eropa yang mengangkat pasangan mata uang ini hingga 1.1484, tidak ada banyak berita penting untuk kedua mata uang tersebut. Data neraca perdagangan Jerman Desember yang dirilis kemarin tidak menggembirakan (proyeksi surplus EUR 10.4 miliar vs data aktual EUR 6.8 miliar) menghambat kenaikan Euro tetapi tidak mengubah arahnya.

Tidak banyak rilis data makro penting selama pertengahan pertama pekan ini. Pasar masih berusaha mencerna pernyataan terkini dari Fed dan Bank Sentral Eropa mengenai pengurangan stimulus ekonomi. Neraca perdagangan Jerman bulan Desember dirilis pagi ini. Surplus neraca tercatat di 6.8 miliar Euro, tidak berhasil memenuhi konsensus median yaitu 10.4 miliar Euro. Data ini memberi tekanan tambahan, walau tidak terlalu besar, terhadap pasangan mata uang utama.

Pasangan komoditas emas pada minggu ini terkerek naik setelah sentiment pemotongan suku bunga AS semakin berkembang. Walapun demikian bagi spekulan besar isu belum cukup menjadi dasar untuk ambil aksi spekulasi oleh karena itu harga membentuk sideways flag atau sideways triangle pada time frame daily.

Pasangan komoditas XAUUSD menjauhi resistance MN yang tercatat pada kisaran level harga 1414.89 sampai dengan 1434.00.

Semenjak perdagangan market AS kemarin komoditas gold menguat cukup signifikan soalah-olah ada penambahan investor di market padahal jika amati data fundamental tidak ada data signifikan yang menjadi katalis pergerakan harga.

Pasangan komoditas Gold atau XAUUSD bergerak cemerlang tanpa terbendung. Batas-batas psikology harga diabaikan setelah indeks dolar AS tidak mempunyai pijakan untuk menguat dan kondisi geopolitik yang tidak stabil membuat emas semakin tidak terkontrol penguatannya.

Pada perdagangan hari Selasa (12/2), IHSG dibuka naik tipis kemudian sempat menguat sedikit, sebelum akhirnya tertekan ke kisaran level 6,392 dan ditutup naik tipis dari level terendahnya ke kisaran level 6,426. Penjualan masif oleh pelaku pasar asing yang mencapai angka Rp500 Milyar diperkirakan menjadi salah satu penyebab utama pelemahan harga ini. Di samping itu, minimnya sentimen positif yang menyelimuti bursa dalam negeri maupun regional saat ini juga diperkirakan menjadi salah satu masalah lainnya.

Pada perdagangan hari Rabu (30/1), IHSG dibuka naik dan kemudian sempat diperdagangkan tertekan kembali sebelum akhirnya ditutup naik ke kisaran level 6,464.

Posisi utang negara Republik Indonesia saat ini menjadi titik perhatian utama pelaku pasar yang mana kian hari kian dikritik dari calon oposisi pilpres tahun ini. Hal ini tentunya membuat pelaku pasar memerhatikan posisi utang Republik Indonesia saat ini yang mana sudah mencapai angka 30% dari PDB saat ini.

Pada perdagangan hari Senin (28/1), IHSG dibuka stagnan kemudian diperdagangkan tertekan dan sempat menurun ke kisaran level 6,433 sebelum akhirnya ditutup ke kisaran level 6,458.

Pertahun 2019 ini bitcoin mengalami fase perjalanan yang semakin baik dimana tahun sebelumnya sempat jatuh sangat dalam hinggal level harga 3046.7 dolar AS percoin. Saat ulasan in dibuat BTCUSD sedang diperdagangkan di kisaran level harga 11709.7 dolar AS percoin.

Pada hari Minggu (25/11) harga bitcoin di bursa Bitfinex turun ke 3.657 USD. Penurunan ini bukan disebabkan oleh berita fundamental, melainkan faktor teknikal akibat aktivitas jual.

Sepanjang pekan lalu harga bitcoin terus berada dalam tren sideway di level 6350 USD. Jika melihat pada awal bulan November, maka harga di bursa Bitfinex tercatat mengalami penurunan sampai 6209 USD.

Sejak tanggal 10 sampai 18 September perdagangan di bursa Bitfinex ditutup di level 6.240. Pada pekan kedua harga bitcoin naik ke 6.596 sebagai bagian dari pergerakan koreksi pasca-reruntuhannya di pasar sebanyak 18% pada sepekan sebelumnya. Sepanjang akhir pekan pelaku beli mencoba menerobos melalui level 6.600, tapi sayangnya gagal mempertahankan posisi yang diperebutkannya. Pada hari Senin harga pun kembali ke level 6.200.

Semenjak gendering perang dagang AS dan China kembali berkumandang, kondisi perekonomian dunia berada dalam ambang ketidakpastian. Kondisi ini membawa reaksi risk-off yang mana para investor menginvestasikan dan menjaga dana mereka ke asset-asset lindung nilai. Asset lindung nilai yang menjadi primadona saat ini adalah dollar AS karena memberikan imbal hasil yang sangat baik setelah yield obligasi jangka pendek memberikan imbal hasil sama baik dengan yield obligasi jangka panjang.

Stok minyak mentah di Amerika Serikat meningkat 7,238 juta barel pada akhir pekan tanggal 29 Maret 2019 – yang merupakan kenaikan tertinggi sejak 18 Januari – menyusul kenaikan 2,8 juta barrel yang terjadi di minggu sebelumnya. Walaupun demikian, pergerakan tersebut sebetulnya merupakan penurunan sebesar 0,425 juta jika dibandingkan dengan ekspektasi pasar. Sementara itu, persediaan bensin turun 1,781 juta barel, setelah sempat mengalami penurunan 2,883 juta pada minggu sebelumnya. Banyaknya cadangan crude oil tipe WTI tersebut bertepatan dengan pergerakan harga yang telah mencapai area resistance green.

Persediaan minyak mentah AS turun 9,589 juta barel yang tercatat dalam report tanggal 15 Maret 2019, menyusul penurunan 3,862 juta pada minggu sebelumnya. Ini adalah penurunan terbesar dalam inventaris minyak mentah AS. Penurunan tersebut di sumbang terbesar oleh persediaan bensin yang turun 4,587 juta barel, setelah jatuh 4,624 juta pada minggu sebelumnya. Penuruan persediaan minyak tersebut akan semakin mencerahkan arah pergerakan crude oil tipe WTI.

Perdagangan komoditas crude oli WTI hari ini masih diperdagangkan menguat di dalam jalur trend naik daily. Selama kurang lebih empat minggu, crude oil WTI bergerak simultan untuk membentuk high yang lebih tinggi. Saat ini crude oil dengan jenis WTI sedang diperdagangkan di kisaran level harga  59.04 dollar per barrel. Data Inventori Minyak Mentah yang dirilis oleh Energy Information Administration (EIA) mengukur perubahan mingguan jumlah barel minyak mentah komersil yang disimpan perusahaan-perusahaan AS pada minggu lalu bernilai minus 3.862 juta barrel semakin mengkokohkan penguatan dari crude oil.